Minggu, 20 September 2015

Eksotisme Situ Cisanti

Situ Cisanti dilihat dari depan

Kota Bandung merupakan salah satu tujuan utama para pelancong dari luar daerah yang ingin menghabiskan waktu liburnya dengan tujuan untuk mendapatkan sensasi yang berbeda dari kota asal mereka. Tidak hanya wisata kulinernya dan wisata berbelanjanya saja yang menjadi daya tarik para pelancong untuk selalu datang ke kota ini, wisata alamnya pun kini sudah mulai menjadi daya tarik sendiri. Wisata alam seperti Gunung Tangkuban Parahu ataupun wisata alam di Ciwidey yang sudah terkenal di kalangan para pelancong pun selalu dipenuhi oleh wisatawan di setiap hari liburnya. Sebenarnya, masih banyak destinasi wisata alam di Bandung yang belum terlalu popular, bahkan mungkin belum diketahui oleh para pelancong yang datang. Situ atau dalam bahasa Indonesia danau merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan. Beberapa diantaranya adalah Situ Patenggang di Ciwidey, ataupun Situ Cileunca di Pangalengan. Ada salah satu wisata situ yang masih belum sepopuler dua situ di atas, namun keindahan alamnya yang sangat menyejukan mata membuat situ ini memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Wisata situ ini terletak di selatan Kota Bandung, tepatnya di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota dan terletak di dalam hutan menjadikan wisata ini masih belum terlalu terkenal di kalangan para pelancong.
Nama situ ini adalah Situ Cisanti, sebuah danau yang terletak di kaki Gunung Wayang Windu dan memiliki panorama alam yang masih sangat eksotik merupakan hulu dari sebuah sungai terpanjang di Jawa Barat. Ya, sungai Citarum yang terkenal dengan airnya yang sangat tercemar. Kondisinya yang terletak di dalam hutan dan masih masuk ke dalam kawasan Perum Perhutani membuat situ ini berbeda dengan kondisi sungai Citarum, Situ Cisanti ini memiliki air yang sangat bersih.
Hari itu, Rabu(16/09/2015) saya memiliki kesempatan untuk berkunjung kesana. Perjalanan saya lalui dengan menggunakan kendaraan roda dua menuju Kecamatan Kertasari dimana situ itu berada. Tepat pukul 08.00 pagi, saya dan rekan saya berangkat dari arah Setiabudhi mengambil jalur Soekarno-Hatta menuju Ciparay untuk kemudian berbelok menuju arah Pacet. Dari belokan ini kita tinggal berjalan lurus terus mengikuti jalan raya. Jika sepanjang perjalanan kita menemukan angkutan kota berwarna kuning dengan jurusan Ciparay-Cibeureum-Santosa maka kita sudah berada di jalur yang benar. Sepanjang perjalanan menuju kawasan wisata Situ Cisanti ini kita akan melewati jalan yang baik dengan kontur yang menanjak. Pemandangan perkebunan warga di sepanjang kanan dan kiri jalan menyuguhkan pemandangan yang berbeda dengan suasana di perkotaan. Setelah sekitar tiga jam perjalanan, akhirnya saya sampai juga di kawasan wisata Situ Cisanti ini. Lokasinya yang masih dikelilingi dengan pepohonan tinggi membuat udara di sekitar situ ini terasa sejuk. Setelah membayar retribusi sebesar 10.000 rupiah/orang kami pun memakirkan kendaraan di tempat yang sudah disedikan. Jika diperhatikan, kasawan wisata ini sudah terkelola dengan baik walaupun masih belum maksimal. Di sekitar pelataran parkir sudah tersedia toilet, mushola, warung kecil dan tempat sampah sebagai fasilitas untuk pengunjung. Setelah melewati jalan setapak dan menuruni beberapa anak tangga kami pun sudah dapat melihat bangunan irigasi dan air situ yang tampak memantulkan pepohonan khas hutan di sekitarnya.
Tidak puas hanya bediam diri, kami pun berjalan mengelilingi situ ini. Tidak saya ketahui secara pasti berapa luas dari danau ini, tapi untuk mengelilinginya hanya di perlukan waktu sekitar 30-45 menit. Di salah satu pinggir situ ini terdapat sebuah jembatan yang menjadi ikon dari Situ Cisanti ini. banyak dari pengunjung yang hadir untuk menyempatkan berfoto ria di jembatan ini. Selain itu, di sepanjang pinggiran danau ini kita dapat melihat pemandangan warga sekitar yang memanfaatkan situ ini dengan cara memancing ikan. Di tengah perjalanan kami menemukan sumber mata air yang airnya yang jernih dan tampak kebiruan . Namun sayang, sumber mata air ini dikelilingi dengan pagar sehingga tidak bisa dilihat dari dekat. Menurut warga sekitar, sumber mata air ini dikeramatkan dikarenakan merupakan tempat petilasan dari Adipati Ukur dan hanya dibuka jika akan ada pengunjung yang akan melakukan ritual ziarah di sumber mata air ini.

Jembatan yang jadi icon Situ Cisanti

Keindahan panorama Situ Cisanti ini, dan kesejukan udara yang disuguhkan membuat Situ Cisanti ini cocok untuk dijadikan destinasi wisata yang menginginkan tempat wisata yang jauh dari keramaian kota dan memiliki pemandangan yang asri nan eksotis. Mudah-mudahan tulisan ini bisa dijadikan referensi bagi anda yang ingin mengunjungi wisata alam yang masih jauh dari keramaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar